Minggu, 29 November 2009

Perekrutan Pemain Baru

Dalam suatu klub sepak bola, pastilah dalam jangka waktu tertentu akan melakukan pembelian pemain baru. Dengan berbagai alasan suatu klub sepak bola pasti akan memilih pemain yang permainannya sesuai dengan yang dibutuhkan oleh klub. Salah satu alasan yaitu tentang karakter permainan sang pemain, sebagai penjaga gawang, bertahan, gelandang ataupun sebagai penyerang. Tidak menutup kemungkinan suatu klub dapat merekrut lebih dari satu orang pemain yang diincarnya. Dan semua itu tergantung dari kesepakatan harga kontrak dari masing – masing pemain.
Suatu klub pasti mempunyai pertimbangan masing – masing dalam pemilihan pemain. Ada yang mencari seorang bintang agar klubnya bisa banyak memenangi banyak trofi dan ada juga yang mencari bibit – bibit muda agar suatu saat dapat menjadi seorang bintang. Tetapi ada juga klub yang hanya mencari pemain yang dikatakan sudah uzur atau sudah bukan merupakan umur yang efektif untuk seorang pemain sepak bola professional dengan alasan mencari pemain yang berpengalaman. Sebaliknya ada juga klub yang merekrut bibit – bibit muda dan selalu menghasilkan pemain – pemain muda yang berkualitas, sebagai calon – calon bintang sepak bola dimasa yang akan datang. Semua itu kembali kepada kebutuhan masing – masing klub yang ingin merekrut calon para pemain.
Manajemen klub dalam tahap ini pasti mengalami suatu konflik yang berasal dari intern klub. Karena dalam pemilihan pemain yang ingin di rekrut, manajemen harus membuat keputusan yang tepat agar pembelian sang pemain tidak menjadi sia – sia. Karena semua bagian penting dalam klub berhak memberikan suaranya tentang bagaimana karakter pemain yang pantas untuk di rekrut. Orang – orang dalam klub yang berperan penting dalam menentukan calon pemain adalah pelatih, official klub, direktur teknik, dan terutama adalah pemilik klub yang mempunyai andil besar di dalam suatu klub sepak bola.
Sebelum membuat keputusan pembelian pemain baru, biasanya klub tertentu melakukan pengamatan melalui pencari bakat dari klub kepada sang pemain incaran pada tiap pertandingan di klub yang di belanya saat itu. Lalu apabila merasa cocok, maka sang pemain incaran akan dihubungi oleh pihak klub dan melakukan negoisasi.
Nah terakhir yang dilakukan oleh klub adalah mengmpulkan daftar nama yang menjadi calon, lalu terakhir manajemen klub melakukan voting sebagai tahap akhir dalam perekrutan pemain. Nah ternyata dalam sepak bola pun sering dilakukan voting sebagai solusi.

Pemilihan Objek Wisata

Pada akhir semester 2, teman – teman satu kelas ingin keluar kota untuk berwisata. Karena kami semua ingin melepas lelah setelah melewati hari – hari dengan jadwal kuliah yang cukup padat. Dimana dalam seminggu, kelas kami hanya mendapat jadwal libur satu hari, dan selebihnya adalah kegiatan kuliah dan praktikum.
Diawali dengan pengumuman ketua kelas didepan kelas setelah ujian akhir semester (UAS) mata kuliah yang terakhir dilaksanakan. Supaya semua anggota kelas mengetahui dengan jelas rencana yang dimaksud. Dia mengatakan bahwa setengah dari anggota kelas setuju dengan rencana yang ingin diadakan pada akhir bulan juli lalu. Lalu kami semua membicarakan dengan teman – teman kelas lainnya yang belum memberikan suara tentang kegiatan tersebut.
Ternyata semua setuju asalkan tempat wisata dan tempat menginap sesuai dengan keinginan semua anggota. Karena tempat tersebut harus sesuai dengan keuangan dan semua menginginkan tempat inap untuk wanita dan pria dipisah. Kami sekelas pun melajutkan musyawarah untuk menentukan kemana kita akan berwisata. Tetapi tidak dapat dipungkiri, bahwa tejadi konflik dalam forum tersebut.
Sebagian ada yang ingin pergi ke kawah putih di bandung, tetapi ada pula yang ingin pergi ke jogja ke candi Borobudur. Nah disitu, kita memutuskan untuk mengadakan voting untuk menentukan objek wisata mana yang akan kita labuhi. Dan nominasi tempatnya adalah Kawah Putih di Bandung, Candi Borobudur di Yogjakarta dan Kepulauan seribu. Di tahap ini sangat memerlukan pemikiran yang logis karena harus sesuai dengan keadaan yang kita miliki.
Setelah semuanya memberikan suara, akhirnya kami memilih untuk pergi ke Kawah Putih di Bandung. Dalam pengambilan keputusan kita pasti menemukan suatu konflik yang berasal dari interen ataupun eksteren dari suatu organisasi. Dan kami pun akhirnya menemukan cara atau solusi untuk mengatasinya dengan cara voting.

Pembuatan Lagu

Dalam suatu situasi pasti kita slalu menjumpai masalah yang berat ataupun yang ringan. Begitupun masalah yang timbul pada masalah yang akan saya sampaikan pada tulisan berikut ini.
Saya mempunyai band yang sudah berjalan enam tahun, tetapi baru sebatas sebagai hobi. Dalam kesehariannya disaat kita kumpul untuk latihan rutin, kami pasti menyempatkan untuk mencoba membuat lagu sendiri. Biasanya kami bersama – sama untuk menciptakan lagunya, tetapi tidak menutup kemungkinan kalau saja ada diantara kami yang bisa menciptakan sendiri lagu pribadinya.
Dalam cara seperti itu kami dapat menjadi lebih berkreasi dan kreatif dalam rangka pembuatan lagu. Karena dalam pembuatan musik dan lirik, kalau tanpa penghayatan maka yang dihasilkan adalah lagu yang tidak berkualitas serta menjadi percuma. Maka dari itu, dalam penciptaan sebuah lagu dapat dilakukan secara bersama - sama ataupun sendiri.
Pada suatu hari, kami memutuskan untuk merekam lagu – lagu yang sudah jadi untuk dijadikan demo, kalau saja kami membutuhkannya untuk suatu acara atau keperluan bermusik kami. Nah, pada kondisi dan situasi seperti ini saya menjumpai adanya konflik. Karena dalam pengambilan keputusan dalam pemilihan lagu yang untuk direkamkan tidak sesuai dengan keinginan pribadi masing – masing personil. Timbul banyak pendapat yang menghujani pada situasi tersebut, ada yang kurang setuju karena merasa musiknya kurang tepat, ada pula yang berpendapat bahwa lagu yang dipilih menyerupai lagu – lagu yang sudah terkenal. Disinilah konflik yang terjadi sangat erat hubungannya dengan keputusan yang diambil.
Disaat seperti ini, kami semua dipaksa untuk bisa mengatasi konflik yang terjadi untuk mencapai keputusan yang disetujui semua personil. Maka kami pun membuat voting untuk lagu – lagu yang kami sudah saring bersama sebelumnya, dan hasil yang akan didapat nantinya adalah suatu keputusan yang tidak dapat diganggu keberadaannya. Dan kamipun menjalani voting tersebut, alhasil lagu yang dipilih merupakan lagu yang kami rasa tepat untuk dijadikan lagu rekaman band kami.