Kamis, 24 Februari 2011

250 Film Impor Tunggak Rp 30 Miliar

JAKARTA, KOMPAS.com — Sembilan importir film yang membawa masuk 250 judul ke Indonesia dalam dua tahun terakhir ini menunggak pajak dan bea masuk Rp 30 miliar, belum termasuk denda. Jumlah tunggakan akan membengkak karena denda atas keterlambatan pembayarannya bisa mencapai 1.000 persen dari pokok tunggakan.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan hal itu di Jakarta, Kamis (24/2/2011).

Menurut Agus, bagian yang harus diperjelas adalah masalah penetapan nilai pabean film impor. Selama ini importir hanya menetapkan nilai pabean atas dasar panjang rol film, yakni 0,43 dollar AS per meter. Itu yang menjadi dasar pengenaan bea masuk, pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak penghasilan (PPh) Pasal 22.

Padahal, sebagai sebuah karya cipta, film memiliki keunikan dibandingkan dengan barang lain. Selain membayar ketiga pungutan tadi, importir film juga harus memperhitungkan nilai pabean yang didasarkan atas hak ciptanya, yakni royalti yang dibayarkan kepada produsen film di luar negeri. Atas dasar ini, importir dikenai lagi bea masuk sebesar 10 persen, PPN 11 persen, dan PPh Pasal 26 sebesar 2,75 persen, atau total 23,75 persen.

”Jika perhitungan pungutan itu hanya didasarkan atas panjangnya rol film, satu judul film hanya menyetor Rp 13 juta per salinan film. Padahal, satu film bisa mencapai 60.000 dollar AS,” kata Agus.

Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Thomas Sugijata mengatakan, sebelumnya, Badan Pertimbangan Perfilman Nasional melaporkan ada 52 judul film paling laris yang beredar di Indonesia pada periode 2009-2010. Seluruhnya diperbanyak menjadi 1.780 salinan film sehingga total pembayaran royalti pada periode itu mencapai Rp 570 miliar.

”Namun, dalam audit yang di lakukan, sebenarnya ada 250 judul film yang masuk, baik yang box office (film laris) maupun film biasa. Hasil audit menunjukkan adanya tunggakan Rp 30 miliar, belum termasuk dendanya,” tutur Thomas. (OIN)

Tidak Ada Komodo yang Stres!!

JAKARTA, KOMPAS.com — Jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo memang sudah diatur oleh pihak pengelola Taman Nasional Komodo. Kepala Subbagian Tata Usaha TNK Heru Rudiharto mengungkapkan hal tersebut untuk menanggapi berita mengenai kunjungan 24.000 wisatawan asing ke Pulau Komodo yang menyebabkan komodo stres.

"Tidak ada itu kejadian komodo stres sampai mati," kata Heru kepada Kompas.com via telepon, Jumat (25/2/2011).

Heru sehari-hari berkantor di Labuan Bajo yang merupakan pintu masuk TNK sehingga bisa lebih mengetahui situasi TNK. "Kapal pesiar kita atur; bukan langsung ribuan turun semua, tetapi kita atur bertahap 40-50 orang. Tidak sekaligus turun," katanya.

Ia menuturkan, jika kapal pesiar berkapasitas 10.000 orang, maka dilakukan 20-30 kali penjemputan. "Dermaga juga terbatas dalam menampung. Kapal pesiar tidak bisa langsung, jadi dijemput dengan speedboat. Tidak mungkin bisa 10.000 orang langsung turun," ungkapnya.

Ia kemudian menuturkan, kapasitas Pulau Komodo hanya 40-50 orang. Walaupun Pulau Komodo memang bisa menampung hingga 100 orang per hari. "Ini bukan mass tourism. Kita tidak bisa terima sekaligus ribuan orang. TNK itu eco tourism. Kita utamakan habitat dan ekosistem Pulau Komodo, bukan aspek turisme," katanya.

Pada tahun 2010, menurut Heru, jumlah kunjungan mencapai 44.000 dalam setahun. "Tentu ada saat-saat masa puncak di bulan Juni-Juli. Dalam sebulan bisa 5.000 orang," tuturnya.

Belum Ada yang Selevel Ronaldo-Zidane

MILAN, KOMPAS.com - Di mata striker AC Milan, Zlatan Ibrahimovic, Ronaldo Luiz dan Zinedine Zidane adalah pemain terbaik dunia dalam dua dekade terakhir. Bahkan, Ibra menilai, hingga kini belum ada pemain yang bisa mendekati level keduanya.

Zidane telah pensiun dari sepak bola sejak lima tahun lalu. Sepanjang kariernya, pria kebangsaan Perancis itu telah memenangkan 3 gelar Pemain Terbaik Dunia versi FIFA dan satu gelar Ballon D'or dari majalah France Football.

Adapun Ronaldo pensiun 10 hari lalu. Kariernya terbilang fenomenal karena sederet prestasi yang ia raih. Mulai dari 3 gelar Pemain Terbaik Dunia hingga dua trofi Ballon D'or.

"Ini merupakan kerugian besar kehilangan Ronaldo. Tidak ada yang lebih baik dari dia dalam 15 atau 20 tahun terakhir. Melihat ke belakang, aku tidak melihat pemain di level dia atau Zidane," tandas Ibra.

"Hanya ada satu Ronaldo. Seperti yang dikatakan Diego Maradona, ada banyak raja dalam sepak bola, tetapi hanya ada satu Tuhan. Dan hal ini berlaku untuk Ronaldo, " pungkas Ibra.

Hingga kini, pemain aktif yang paling mendekati prestasi Zidane atau Ronaldo adalah Ronaldinho (Flamengo), Lionel Messi (Barcelona), Ricardo Kaka dan Cristiano Ronaldo (Real Madrid). Keampat-empatnya pernah memenangkan penghargaan pemain terbaik dari FIFA. Untuk Ronaldinho, mendekati prestasi kedua legenda di atas cukup sulit karena faktor usia dan ia tak bermain di level tertinggi lagi. Adapun Kaka sejak musim lalu rawan cedera.

Sementara Messi dan Ronaldo, masih harus membuktikan prestasinya bersama tim nasional mereka masing-masing. Keduanya belum membawa negara mereka juara dunia seperti yang dilakukan Ronaldo Luiz dan Zidane di masa lalu.

Obesitas Menyebabkan Kematian

Jakarta, Kompas.com - Obesitas atau kegemukan menyebabkan 10,3 persen dari angka kematian dunia. Menurut WHO, angka tersebut menempati peringkat kelima penyebab utama kematian di dunia. Secara global, 1,6 miliar kaum dewasa kegemukan dan 400 juta di antaranya mengalami obesitas.

Sementara ketidakaktifan fisik berada di urutan keempat penyebab kematian dunia. Padahal, 31 persen masyarakat dunia dari semua umur dan 60 persen sampai 85 persen kaum dewasa di dunia tidak aktif secara fisik.

Di Indonesia, kini 19,1 persen orang berusia di atas 15 tahun menderita obesitas. Sementara 19,8 persen memiliki perut buncit atau obesitas sentral dan 48,2 persen masyarakat berusia di atas 10 tahun kekurangan aktivitas.

Selama ini, banyak orang mengetahui akan bahaya kegemukan dan obesitas. Namun, hanya sedikit yang menyadari betapa berbahayanya ketidakaktifan fisik . Dari data WHO, ketidakaktifan fisik terkait erat dengan 3,2 juta kematian per tahun, 70.000 kematian dini bagi masyarakat di bawah usia 60 tahun di seluruh dunia, dan 90 persen kecacatan sebelum usia 60 tahun di negara-negara berkembang.

Perilaku tidak aktif antara lain duduk bersandar dan berbaring di luar waktu tidur, menonton televisi, bermain video game, dan bekerja di depan komputer. Seluruh kegiatan tersebut dapat menyebabkan penyakit karena terlalu lama duduk yakni sitting disease.

Menurut American Cancer society, 94 persen perempuan dan 48 persen pria yang tidak aktif dan duduk lebih dari enam jam sehari memiliki risiko lebih besar mengidap penyakit degeneratif yang menyebabkan kematian daripada mereka yang tidak aktif atau duduk kurang dari tiga jam per hari.

Dari berbagai riset, terbukti tidak aktif atau duduk dalam jangka waktu lama akan mematikan aktivitas otot, memperlambat sirkulasi, dan mematikan aneka enzim pemecah trigliserida.

Untuk itu, pusat kebugaran Fitness First meluncurkan program Lose it yang mengajak orang untuk hidup sehat dan memerangi kegemukan.

Jangan langsung menargetkan harus turun belasan atau puluhan kilogram dan berlatih hingga dua jam. Siapa pun pasti bosan dan akan menyerah. Lebih baik berlatih dan bergerak rutin serta terus meningkatkan intensitas waktu latihan. Misalnya, semula hanya 10-20 menit dan terus bertambah menjadi dua jam. Itu lebih efektif dan akhirnya berat tubuh akan turun, kata Dave Nuku, Regional Fitness Manager Fitness First dan pelatih tim bi ru di program The Biggest Loser Asia di Jakarta, Kamis (23/2).

Menurut pelatih asal Selandia Baru itu, lebih baik mengajak tubuh dan pikiran untuk secara bertahap menyukai dan membutuhkan olahraga dan aktivitas fisik lainnya sehingga tubuh terbiasa selalu memilih cara dan jalan yang sehat. Jika terbiasa begitu, mereka pasti akan memilih makanan sehat dan yang diolah secara sehat demi menjaga kebugaran dan kesehatannya, ujar Nuku.

Serangan Bom Bunuh Diri di Irak pada saat Perayaan Maulid Nabi SAW

RAMADI, KOMPAS.com - Serangan bom bunuh diri menewaskan 11 orang yang sedang memperingati Maulid (kelahiran) Nabi Muhammad di Kota Ramadi, Irak barat, Kamis (24/2/2011).

Penyerang meledakkan rompi bom sekitar pukul 17.00 (pukul 21.00 WIB) di sebuah pusat kebudayaan, tempat peringatan itu dlaksanakan, kata seorang petugas di kantor media kepolisian setempat.

Sebanyak 18 orang cedera dalam serangan itu, kata petugas yang tidak bersedia disebutkan namanya itu, dengan menambahkan bahwa korban cedera termasuk deputi gubernur Provinsi Hekmat, Jassim Zaidan.

Acara itu merupakan bagian dari peringatan sebulan di Ramadi, ibukota Provinsi Anbar yang terletak 100 kilometer sebelah barat Baghdad, untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad.

Anbar adalah pangkalan utama gerilyawan Sunni selama bertahun-tahun setelah invasi pimpinan AS pada 2003, namun sejak 2006 suku-suku setempat berpihak pada militer AS dan kekerasan menurun secara dramatis.

Serangan Kamis itu merupakan yang terakhir dari rangkaian kekerasan yang meningkat lagi di Irak dan terjadi beberapa bulan setelah penarikan pasukan AS.

Senin, seorang penyerang bunuh diri meledakkan bom mobil di luar sebuah bangunan yang ditempati aparat kepolisian di kota Samarra, Irak utara, menewaskan 13 polisi dan melukai 25 orang.

Korban adalah anggota skwadron persenjataan khusus elit yang dikirim ke Samarra untuk melindungi tempat-tempat suci selama acara keagamaan Syiah belum lama ini, kata satu sumber kepolisian.

Samarra, 100 kilometer sebelah utara Baghdad, diguncang serangan bom bunuh diri lain yang ditujukan pada peziarah Syiah sembilan hari sebelumnya. Penyerang meledakkan rompi bom di sebuah terminal bis yang ramai di luar kota itu, menewaskan sedikitnya 48 orang dan melukai 80 lain.

Serangan itu terjadi selama peringatan kematian Hasan al-Askari, satu dari 12 imam keramat Syiah. Acara keagamaan Syiah dilarang di bawah pemerintah (Sunni) Saddam Hussein, yang digulingkan dalam invasi pimpinan AS pada 2003.

Ratusan orang tewas dalam gelombang kekerasan terakhir di Irak, termasuk sejumlah besar polisi Irak, namun AS tetap melanjutkan penarikan pasukan dari negara itu.

Meski kekerasan tidak seperti pada 2006-2007 ketika konflik sektarian berkobar mengiringi kekerasan anti-AS, sekitar 300 orang tewas setiap bulan pada 2010, dan Juli merupakan tahun paling mematikan sejak Mei 2008.