SAAT menjadi ketua osis sewaktu SMP adalah salah satu hal yang menyenangkan dalam hidup saya, karena saya bisa menjadi berani tampil di depan umum dan berani untuk mengeluarkan pendapat. Yang menjadi impian pada waktu itu adalah membuat suatu acara yang sukses dan mendapatkan perhatian yang besar dari para pengunjung.
DAN awalnya para pengurus osis pun berkumpul untuk bermusyawarah mengawali pembentukkan panitia. Setelah itu panitia pun terbentuk dan kami menentukan visi dan nilai serta misi yang ada adalah membuat acara yang dapat meningkatkan kreativitas, ketakwaan dan kedisiplinan para siswa.
KAMI pun akhirnya menyepakati untuk membuat acara pentas seni dan lomba dakwah antara sekolah yang ada disekitar SMP saya. Kami membuat proposal kepada Kepsek, dan setelah disetujui, panitia yang ada pun memulai kerja untuk mewujudkan program yang telah di rencanakan. Kami mengejakan pekerjaan masing – masing sesuai bidang kepanitiannya. Kami mempunyai aturan yaitu selalu melaporkan kemajuan yang telah dilakukan. Kami semua bekerja secara professional tanpa mengharapkan imbalan apapun dari kegiatan yang kami rencanakan. Dan semua panitia pun meminta bantuan untuk memaksimalkan pekerjaan dari masing – masing bidang kepanitiaan kepda siswa yang lain.
TETAPI pada seminggu sebelum hari acara berlangsung, kami ternyata masih kesulitan untuk menyewa soundsystem dan perlengkapan tenda, dan juga penyebaran undangan pun masih bertele – tele. Ternyata yang menyebabkan itu semua terjadi adalah kami tidak mempunyai rencana kerja yang akan kami lakukan pada rancangan acara tersebut, yang telah kami lakukan adalah bekerja sendiri – sendiri tanpa adanya rencana kerja bersama dan tanpa adanya koordinasi dari masing – masing bidang kepanitiaannya. Dan akhirnya pun acara tersebut gagal diselenggarakan dan ternyata terjadi salah langkah pada pelaksanaan kepanitiaan tersebut.
Senin, 12 Oktober 2009
band gagal
Sebuah usaha yang sejak semasa SMA saya lakukan dengan teman – teman saya yaitu ingin menjadi suatu Band yang sukses dan terkenal. Dimulai dari latihan yang rutin setiap akhir pekan, kami lakukan dengan sangat antusias. Siapa yang tidak mau dan semua juga pasti mempunyai keinginan dan suka bermimpi bisa seperti band yang terkenal dan sukses seperti Slank, Gigi, PeterPan, maupun Koes Plus yang telah menjadi salah satu legenda musik di Indonesia.
Pada saat itu kami rutin melakukan latihan dan selalu memainkan lagu – lagu band yang sudah terkenal. Dengan kebersamaan yang besar, kami selalu mencari lagu – lagu yang belum kami kuasai untuk mencari chord – chord dan menghafal lirik dari lagu – lagu tersebut. Dan setelah kami dapat menguasainya, barulah kami mulai memainkan dengan di penuhi rasa senang dan bahagia.
Selanjutnya kami berkeinginan untuk bisa tampil bagus di depan umum sembari unjuk gigi kepada masyarakat bahwa kami mempunyai potensi dan layak untuk di jadikan idola. Dan di awali dengan mengikuti audisi pensi di sekolah, sampai mengikuti audisi festival musik yang sering diadakan oleh berbagai macam sponsor – sponsor besar di berbagai daerah Jabodetabek, dan sebagian yang ada telah kami ikuti audisinya. Tetapi apa daya, kami memang belum dapat menembus festival – festival musik besar yang telah di selenggarakan oleh berbagai macam sponsor besar tersebut, dan hanya dapat tampil di acara sekelas pentas seni yang di adakan di sekolah kami dan sekolah – sekolah tetangga. Tetapi walaupun hanya itu yang baru bisa di capai, kami telah syukuri dan kami ambil sebagai pelajaran untuk hari – hari ke depan.
Hari – hari selanjutnya dan dari sekian lama kami berusaha, kami pun mendapat secercah harapan di depan mata. Setelah kami lulus sekolah, ada tawaran untuk membuat demo lagu dari suatu IO, yang bertujuan untuk di promosikan kepada salah satu perusahaan rekaman yang ada di Indonesia. Di situlah kami memulai rencana untuk menetapkan jenis musik apakah yang akan kami naungi, dan akhirnya jenis musik rock lah kami bernaung. Dengan berusaha membuat lagu karya sendiri, kami selalu memberikan dan menyampaikan inspirasi kepada masing – masing personil. Tentang lirik, lalu tentang musik yang akan di pakai seperti apa, kami selalu mendiskusikannya pada saat latihan dan berkumpul. Pada akhirnya kami pun telah merampungkan demo lagu yang di harapkan dari hasil karya dan jeri payah kami sendiri. Dan secepatnya kami mengajukan demo lagunya kepada IO yang bersangkutan, dan akhirnya IO pun setuju untuk mengawali karir kami dengan mengundang untuk tampil pada suatu ivent musik di acara HUT Jakarta pada tahun 2008 yang lalu.
Semua persiapan telah rampung menjelang kami pentas, dan semua persiapan berjalan dengan sangat lancar dan mudah. Dengan semua kegiatan latihan yang rutin dan terjadwal, kami tidak mengalami kesulitan untuk bermain kompak saat membawakan lagu – lagu yang akan di pentaskan. Termasuk dari segi kostum yang seragam dan alat – alat musik yang berasal dari masing - masing kepunyaan pribadi kami.
Dan hari saat pentas pun tiba, saat tampil kami pun sebelumnya berdoa dalam hati, dan saat kami memainkan lagu – lagu satu persatu, kami pun terkejut karena semua penonton yang hadir dan menyaksikan kami tampil, semuanya antusias ikut bernyanyi dan berjingkrak – jingkrakkan. Tetapi saya rasa itulah puncak dari rasa bahagia dan usaha kami yang telah terbayarkan, dan saya rasa itu sangat salah dan terlalu cepat untuk merasa puas.
Di hari – hari selanjutnya sampai sekarang saya membuat tulisan ini, semua kegiatan rutin yang telah dilakukan selama ini, tidak berjalan mulus seperti dahulu kala. Semua bagaikan telah mencapai titik tertinggi dan sekarang yang kami alami adalah menuruni bukit itu dengan cepat. Tidak ada lagi rutinitas berkumpul, latihan , dan bertatap muka lagi. Semua aturan sudah hilang karena kesibukan masing – masing personilnya. Di tambah kami semua berbeda kampus dan lingkungan yang sangat berbeda. Semua kebiasaan – kebiasan itulah yang tidak saya temui pada sat ini. Semua aturan – aturan yang ada pada saat dulu sebelum kami naik ke panggung untuk pentas sudah hilang dan bagaikan tidak di hiraukan lagi. Dan saya rasa yang terjadi pada band saya saat ini adalah adanya konflik kepentingan. Dan sampai saat ini, saya dan teman – teman band yang lain belum bisa menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini.
Inilah sekilas cerita fakta yang saya benar – benar saya alami yang bertautan dengan organisasi berorientasi hasil yang dapat saya sampaikan.
Pada saat itu kami rutin melakukan latihan dan selalu memainkan lagu – lagu band yang sudah terkenal. Dengan kebersamaan yang besar, kami selalu mencari lagu – lagu yang belum kami kuasai untuk mencari chord – chord dan menghafal lirik dari lagu – lagu tersebut. Dan setelah kami dapat menguasainya, barulah kami mulai memainkan dengan di penuhi rasa senang dan bahagia.
Selanjutnya kami berkeinginan untuk bisa tampil bagus di depan umum sembari unjuk gigi kepada masyarakat bahwa kami mempunyai potensi dan layak untuk di jadikan idola. Dan di awali dengan mengikuti audisi pensi di sekolah, sampai mengikuti audisi festival musik yang sering diadakan oleh berbagai macam sponsor – sponsor besar di berbagai daerah Jabodetabek, dan sebagian yang ada telah kami ikuti audisinya. Tetapi apa daya, kami memang belum dapat menembus festival – festival musik besar yang telah di selenggarakan oleh berbagai macam sponsor besar tersebut, dan hanya dapat tampil di acara sekelas pentas seni yang di adakan di sekolah kami dan sekolah – sekolah tetangga. Tetapi walaupun hanya itu yang baru bisa di capai, kami telah syukuri dan kami ambil sebagai pelajaran untuk hari – hari ke depan.
Hari – hari selanjutnya dan dari sekian lama kami berusaha, kami pun mendapat secercah harapan di depan mata. Setelah kami lulus sekolah, ada tawaran untuk membuat demo lagu dari suatu IO, yang bertujuan untuk di promosikan kepada salah satu perusahaan rekaman yang ada di Indonesia. Di situlah kami memulai rencana untuk menetapkan jenis musik apakah yang akan kami naungi, dan akhirnya jenis musik rock lah kami bernaung. Dengan berusaha membuat lagu karya sendiri, kami selalu memberikan dan menyampaikan inspirasi kepada masing – masing personil. Tentang lirik, lalu tentang musik yang akan di pakai seperti apa, kami selalu mendiskusikannya pada saat latihan dan berkumpul. Pada akhirnya kami pun telah merampungkan demo lagu yang di harapkan dari hasil karya dan jeri payah kami sendiri. Dan secepatnya kami mengajukan demo lagunya kepada IO yang bersangkutan, dan akhirnya IO pun setuju untuk mengawali karir kami dengan mengundang untuk tampil pada suatu ivent musik di acara HUT Jakarta pada tahun 2008 yang lalu.
Semua persiapan telah rampung menjelang kami pentas, dan semua persiapan berjalan dengan sangat lancar dan mudah. Dengan semua kegiatan latihan yang rutin dan terjadwal, kami tidak mengalami kesulitan untuk bermain kompak saat membawakan lagu – lagu yang akan di pentaskan. Termasuk dari segi kostum yang seragam dan alat – alat musik yang berasal dari masing - masing kepunyaan pribadi kami.
Dan hari saat pentas pun tiba, saat tampil kami pun sebelumnya berdoa dalam hati, dan saat kami memainkan lagu – lagu satu persatu, kami pun terkejut karena semua penonton yang hadir dan menyaksikan kami tampil, semuanya antusias ikut bernyanyi dan berjingkrak – jingkrakkan. Tetapi saya rasa itulah puncak dari rasa bahagia dan usaha kami yang telah terbayarkan, dan saya rasa itu sangat salah dan terlalu cepat untuk merasa puas.
Di hari – hari selanjutnya sampai sekarang saya membuat tulisan ini, semua kegiatan rutin yang telah dilakukan selama ini, tidak berjalan mulus seperti dahulu kala. Semua bagaikan telah mencapai titik tertinggi dan sekarang yang kami alami adalah menuruni bukit itu dengan cepat. Tidak ada lagi rutinitas berkumpul, latihan , dan bertatap muka lagi. Semua aturan sudah hilang karena kesibukan masing – masing personilnya. Di tambah kami semua berbeda kampus dan lingkungan yang sangat berbeda. Semua kebiasaan – kebiasan itulah yang tidak saya temui pada sat ini. Semua aturan – aturan yang ada pada saat dulu sebelum kami naik ke panggung untuk pentas sudah hilang dan bagaikan tidak di hiraukan lagi. Dan saya rasa yang terjadi pada band saya saat ini adalah adanya konflik kepentingan. Dan sampai saat ini, saya dan teman – teman band yang lain belum bisa menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini.
Inilah sekilas cerita fakta yang saya benar – benar saya alami yang bertautan dengan organisasi berorientasi hasil yang dapat saya sampaikan.
Langganan:
Postingan (Atom)