Menelisik dari pengertian pergaulan bebas diatas tersebut, maka berbagai hal prilaku masyarakat yang dapat digolongkan sering melakukan tindakan-tindakan seperti itu, mungkin sering pula kita lihat dalam pemberitaan media massa.
Seperti baru-baru ini ada pemberitaan media televisi tentang akibat pergaulan bebas, dimana pada pemberitaan itu disebutkan bahwa telah terjadi kehebohan di SMA Negeri 12 Surabaya, Jawa Timur pada bulan Juli lalu.
Kehebohan itu sendiri terjadi karena disekolah tersebut ditemukan sesosok jasad bayi laki-laki yang telah membusuk dan dibungkus didalam sebuah kardus.
Dari hasil identifikasi, penyebab awal kematian bayi diduga karena dibunuh. Hal itu terlihat karena pada leher bayi malang itu ditemukan bekas jeratan kabel.
Setelah memeriksa sejumlah saksi dan barang bukti, aparat Polrestabes Surabaya menangkap sebut Bunga. Siswi SMA 12 tersebut diduga membunuh bayinya sendiri. "Dia mengakui tanpa ada kesulitan bagi kami," tutur Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Anom Wibowo.
Bunga lantas ditetapkan sebagai tersangka kasus ini. Untuk mengembangkan penyelidikan, polisi menggeledah seluruh isi rumah Bunga di kawasan Manukan Lor guna mencari barang bukti tambahan. Tindakan polisi ini membuat kaget Jumaiyah, ibu Bunga. Dia pun histeris melihat kedatangan polisi. Jumaiyah tidak menyangka putrinya sebagai pelaku pembunuhan.
Gambaran pemberitaan media massa diatas mungkin adalah hanya secuil dampak dari pergaulan bebas yang dewasa ini semakin tidak terbendung lagi.
Hal lain yang merujuk Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya daya tubuh pada usia remaja. Dari data ini juga bisa ditarik garis benang merah, bahwa mungkin salah satu faktor penyebab tingginya jumlah penderita HIV/AIDS pada remaja adalah karena faktor pergaulan bebas.
Apa sebenarnya faktor membuat orang untuk melakukan pergaulan bebas itu sendiri? Menurut Dr.Soares: Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).
Bahkan Soares juga menyatakan pendapatnya tentang pergaulan bahwa itu merupakan HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskrriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermsayarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.
Seperti baru-baru ini ada pemberitaan media televisi tentang akibat pergaulan bebas, dimana pada pemberitaan itu disebutkan bahwa telah terjadi kehebohan di SMA Negeri 12 Surabaya, Jawa Timur pada bulan Juli lalu.
Kehebohan itu sendiri terjadi karena disekolah tersebut ditemukan sesosok jasad bayi laki-laki yang telah membusuk dan dibungkus didalam sebuah kardus.
Dari hasil identifikasi, penyebab awal kematian bayi diduga karena dibunuh. Hal itu terlihat karena pada leher bayi malang itu ditemukan bekas jeratan kabel.
Setelah memeriksa sejumlah saksi dan barang bukti, aparat Polrestabes Surabaya menangkap sebut Bunga. Siswi SMA 12 tersebut diduga membunuh bayinya sendiri. "Dia mengakui tanpa ada kesulitan bagi kami," tutur Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Anom Wibowo.
Bunga lantas ditetapkan sebagai tersangka kasus ini. Untuk mengembangkan penyelidikan, polisi menggeledah seluruh isi rumah Bunga di kawasan Manukan Lor guna mencari barang bukti tambahan. Tindakan polisi ini membuat kaget Jumaiyah, ibu Bunga. Dia pun histeris melihat kedatangan polisi. Jumaiyah tidak menyangka putrinya sebagai pelaku pembunuhan.
Gambaran pemberitaan media massa diatas mungkin adalah hanya secuil dampak dari pergaulan bebas yang dewasa ini semakin tidak terbendung lagi.
Hal lain yang merujuk Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya daya tubuh pada usia remaja. Dari data ini juga bisa ditarik garis benang merah, bahwa mungkin salah satu faktor penyebab tingginya jumlah penderita HIV/AIDS pada remaja adalah karena faktor pergaulan bebas.
Apa sebenarnya faktor membuat orang untuk melakukan pergaulan bebas itu sendiri? Menurut Dr.Soares: Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).
Bahkan Soares juga menyatakan pendapatnya tentang pergaulan bahwa itu merupakan HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskrriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermsayarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar